Ramadhan, Bersamamu Kami Siap Menjadi Seputih Kertas

Alhamdulillah, bulan yang selalu tampak suci nan indah itu hadir dengan tepat dan tak pernah terlambat. Bulan Ramadhan. Ya, siapa yang tak merindukannya? Tentu kita semua selaku umat islam merindukan akan kedatangan bulan suci ramadhan. Karena bersamanya banyak keajaiban yang datang, bersamanya kita bisa menjadi suci, bersamanya kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, dan bersama ramadhan pula In Shaa Allah kita siap menjadi seputih kertas.
Oleh karenanya, saat ramadhan tiba, kita senantiasa dapat memanfaatkan kehadirannya yang begitu singkat, hanya hadir satu kali dalam satu tahun, satu bulan dari dua belas bulan yang ada. Manfaatkan sebaik-baiknya dengan menjalankan aktifitas yang positif dan berfaedah bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Tetapi sayangnya, seperti yang kita ketahui bahwa banyak diantara mereka yang menjalankan ibadah puasa justeru bermalas-malasan dalam menjalankan segala aktifitas yang ada. Cukup banyak alasan yang mereka gunakan untuk membela “kemalasannya”. Banyak diantara mereka yang menjadikan ramadhan atau ibadah puasa sebagai penyebab rasa malas yang timbul dalam dirinya. Naudzubillahimindzalik
Di bulan yang suci ini, di bulan yang penuh ampunan dari yang Maha Kuasa ini, mari kita berpikir positif terhadap segala hal yang ada disekitar dan dalam diri kita, begitu pula dengan rasa malas yang menghampiri tubuh kita. Bukan serta merta kita dapat menyalahkan kegiatan ibadah puasa yang menjadikan kita malas dalam beraktifitas “kalo nggak bulan puasa saya nggak ngersa males sih, biasa aja. Tapi kalo bulan puasa saya jadi males ngapa-ngapain” tak jarang banyak diantara kita yang berpikiran tentang hal tersebut, seolah menyudutkan bulan ramadhan sebagai penyebanya.
Kita perlu mengetahui lebih jauh mengapa tubuh kita merasa lemas saat melaksanakan ibadah puasa. Hal ini karena tubuh kita kekurangan glikogen. Apa sih itu glikogen? Mengapa kekurangan glikogen dapat menyebabkan rasa lemas dan menimbulkan kemalasan pada seseorang untuk melakukan aktifitas?
Berikut penjelasannya :
Menurut dr Fiastuti Witjaksana, MS, SpGK, dalam acara Buavita di Jakarta, seperti dikutip dari kompas, penyebab tubuh merasa lemas saat puasa adalah karena tubuh kekurangan glikogen. Glikogen dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan yang akan dibakar saat beraktivitas.
Tubuh membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memecah cadangan makanan dalam bentuk glikogen. Padahal, cadangan ini hanya bisa bertahan selama 10 jam saja. Itulah kenapa kita merasa lemas dan pusing setelah sekitar pukul 14.00-15.00.
Ini juga sebabnya, kenapa di hari-hari biasa (bukan puasa), kita juga merasa lapar dan butuh ngemil. Asupan makanan baik makan siang atau saat ngemil sore hari ini akan menambah cadangan makanan serta cairan dalam tubuh.
Kondisi ini dialami oleh semua orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Namun jangan khawatir, karena kondisi lemas saat puasa akibat kekurangan glikogen ini bisa disiasati dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan pemilihan makanan serta porsi makanan yang tepat.

Dari pernyataan tersebut di atas, jelaslah bahwa rasa malas yang timbul dalam diri kita bukan karena kita sedang melaksanakan ibadah puasa, melainkan karena tubuh kita yang kekurangan akan glikogen. Bahkan hal tersebut dapat terjadi kapan pun tidak hanya pada bulan Ramadhan saja. Jadi, dapat dikatakan bahwa rasa malas melakukan aktifitas dalam bulan Ramadhan (melaksanakan ibadah puasa) bukan saja karena perut kita yang kosong tak berisi, tetapi karena sugesti yang kita ciptakan sendiri bahwa segala aktifitas terlihat seperti berat untuk dilaksanakan. Inilah yang pada akhirnya menimbulkan rasa malas pada diri kita.

Malas untuk pergi ke sekolah, malas melakukan aktifitas di rumah (olah raga, merapihkan rumah, dan sebagainya), atauapun malas untuk melakukan aktifitas lainnya, dapat dikatakan karena dua hal, yakni :

1.      Niat. Niat kita untuk melaksanakan ibadah puasa haruslah semata-mata karena Allah SWT. Bukan karena keterpaksaan. Beribadah secara ikhlas sangat dianjurkan dalam islam. Maka apa yang kita rasakan apa yang kita lakukan adalah apa yang kita niatkan. Maka dari itu ketika kita merasa malas melakukan aktifitas didalam lingkungan kita dengan alasan karena sedang berpuasa, tanyakan kembali “niatkah kamu, ikhlaskah kamu menjalankan ibadah puasa semat-mata karena Allah SWT?”.
2.      Sugesti. Sugesti seseorang tak selamanya sesuai dengan kenyataan. Terkadang juga dilebih-lebihkan. Kebanyakan dari kita memikirkan bahwa saat melaksankan ibadah puasa kita tidak dapat melaksanakan aktifitas apapun.

Kita tahu bahwa bulan Ramadhan bagi umat muslim seluruh dunia merupakan bulan penuh berkah, hikmah dan ampunan, karena berbagai amal perbuatan dapat menjadi pahala yang berkali lipat. Bahkan pada posting sebelumnya telah diceritakan bagaimana tidurnya orang yang berpuasa dibulan Ramadhan adalah pahala.


Maka dari itu, merupakan hal yang sia-sia jika pada kesempatan bulan Ramadhan ini kita tidak berlomba-lomba mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Umur seseorang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, selagi kita masih bertemu bulan Ramadhan bulan seribu bulan ini, sangat beruntung bagi umat muslim yang mau menjalankan sunah-sunah demi mengejar pahala.

Oleh karenanya untuk menghindari rasa malas yang kerap kali menghampiri kita, berikut adalah tips untuk melaksanakan aktifitas yang positif atau biasa disebut dengan amalan dalam bulan suci Ramadhan, seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

1. Menyegerakan Berbuka Puasa
Apabila telah datang waktu berbuka puasa, hendaklah menyegerakan berbuka, karena didalamnya terdapat banyak kebaikan. Rosulullah SAW bersabda :
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ – رواه الشيخان
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Melaksanakan Makan Sahur
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِى السَّحُرِ بَرَكَةٌ – الشيخان –
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)
Ayat Al-Qur’an diturunkan pertamakali pada bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah SAW sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain.
Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.
Buatlah target untuk diri anda sendiri. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca Al-Qur’an dalam sebulan, maka misalnya di bulan Ramadhan kita bisa memasang target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz atau surat tertentu. Hal ini bisa juga dijadikan program unggulan bersama keluarga.
4. Memberikan Makanan Berbuka Puasa (Ith’amu ath-tha’am)
مَنْ فَطَرَ صَائِمًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ اَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ – صحيح النسائى و الترمذى
“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih Nasa’i dan Tirmidzi)
Amal ibadah mulia ini dapat Anda manfaatkan bersama tetangga atau anak-anak yatim yang bermukim disekitar rumah Anda. Memberikan makanan ini hanya satu contoh yang dapat kita terapkan dalam hal berbagi rezki kepada sesama umat. Hal ini juga perlu dibiasakan, agar setelah selesai bulan Ramadhan, hal ini tidak punah begitu saja.
5. Berdakwah
Jangan sia-siakan momen Ramadhan kali ini. Sepanjang bulan Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah karena pastinya suasana Ramadhan sudah sangat terasa dimana-mana dan tiap orang siap menerima nasihat.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Imran[3] : 104)
Namun pastikan jika Anda memberi nasihat haruslah ada dalilnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.”
6. Shalat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)
Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Dan yang paling penting diingat ialah shalat tarawain dapat dilakukan dirumah sekalipun.
Rasulullah saw pernah merasa khawatir karena takut shalat tarawih dianggap menjadi shalat wajib karena semakin hari semakin banyak yang ikut shalat berjamaah di masjid sehingga beliau akhirnya melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah.
7. I’tikaf
Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
ayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
8. Lailatul Qadar
Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Kenapa? Karena, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
9. Umrah
Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya berlipat-lipat. Rasulullah SAW. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Bertaubat
Selama bulan Ramadhan, Allah SWT membukakan pintu ampunan bagi seluruh hambanya. Karena itu, bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kembali ke fitrah kita.
11. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum hari Ramadhan berakhir oleh umat Islam, baik lelaki-perempuan, dewasa maupun anak-anak. Tujuannya untuk mensucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu fakir miskin.

Itulah beberapa amalan ibadah mulia yang diajarkan oleh Nabi besar kita Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengerjakan semua amalan ibadah tersebut dengan niat ikhlas dan mengharap ridho hanya dari Allah SWT. Amien…

Ramadhan Kita bertemu lagi, sudah belasan tahun aku tak pernah bosan dengan kehadiranmu, dengan berbagai macam keajaiban kau muncul tepat dihadapanku, tak pernah terlambat. Kau selalu tampak indah nan suci dan aku umat-Nya yang tak luput dari dosa (selalu terkesima). Kau selalu menjadi kaleidoskop yang kurindu di setiap waktu
datang seakan-akan memelukku dari berbagai hasrat yang menyesatkanku, menjauh dari jalan ilahi.. kali ini aku merasa aman, Ramadhan berkat pelukmu hatiku damai dan ramadhan bersamamu aku siap menjadi seputih kertas…

Bismillah, In Shaa Allah niat kita semua dalam menjalankan ibadah puasa untuk menjadi manusia yang lebih baik, menjadi manusia yang suci, mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amien…

oleh :
Gita Indah Safitri
FKIP/ Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Wiralodra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berbicara

Sejarah Sastra Pada Masa Hindu - Budha

Sejarah Desa Kecamatan Indramayu - Kabupaten Indramayu