“Kekinian” STOP JADI KONSUMEN! JADILAH PRODUSEN!

Kekinian, kata yang sedang trend dikalangan remaja, tak hanya kaum hawa saja, tetapi juga kaum adam. Apa sih sebenarnya kekinian itu? Sebagian besar mendifinisikan kata kekinian sebagai kata : terkini, terbaru, tidak ketinggalan jaman, dan berkaitan erat dengan istilah hitz (terkenal).

Kita tahu di abad yang serba instan karena fasilitas teknologi yang terus berkembang pesat ini, banyak sekali anak-anak muda yang berlomba-lomba menjadi yang ter-hitz, ter-kini, atau apapun itu yang berhasil menciptakan cerminan sebagai anak yang kekinian. Banyak diantara mereka berlomba-lomba menjadi yang ter-kini dengan melakukan berbagai hal, misalnya membeli pakaian terkini (yang sedang di gandrungi kalangan remaja), hijab dengan berbagai macam model dan bentuk-bentuk pemakaiannnya, sepatu, tas, jam tangan, make-up (yang dominan dipakai oleh kaum hawa), atau bahkan berkunjung ke tempat-tempat yang katanya popular, dan bisa juga menjadi pengguna media sosial (facebook, instagaram, youtube, snapchat, dll) sehingga mereka menjadi terkenal atau minimalnya bisa mengikuti trend yang sedang ada dikalangan remaja, mereka mencoba semuanya hanya karena alasan tidak ingin tertinggal oleh zaman.

Namun sayangnya sebagian besar kegiatan kekinian tersebut justru menitikberatkan kepada istilah “konsumtif”. Sebagian besar kalangan remaja yang ingin mengikuti hal-hal apa saja yang sedang ada saat ini untuk dapat menunjang penampilannya ataupun image-nya, mereka menjadi konsumtif besar. Hal tersebut terlihat jelas saat mereka berusaha keras untuk memiliki berbagai macam benda yang sekiranya dapat membantu dirinya menjadi anak yang “kekinian”.

Mereka membeli berbagai macam hal (pakaian, sepatu, jam tangan, handphone, dll) yang belum tentu menggunakan uang sendiri. Sebagaian dari mereka justru masih meminta kepada orangtuanya. Padahal, jikalau mereka tahu bagaimana perjuangan orangtuanya bersusah payah mencari uang untuk memenuhi kebuthannya sehari-hari tidak lah mudah, namun banyak diantar mereka (kaum remaja) yang memaksakan diri ikut serta menjadi anggota yang brandnya adalah “kekinian”. Entah karena alasan apa mereka memaksa kepada orangtuanya untuk memberikan modal agar dirinya bisa menyamakan diri dengan anak-anak yang kekinian. Banyak diantara mereka berdalih bahwa mereka tidak ingin ketinggalan trend yang ada, tidak mau dikatakan “cupu”, ingin terkenal, dan masih banyak lagi alasan-alasan yang mungkin tidak masuk akal.

Jadi, berhentilah menjadi konsumtif dalam dunia kekinian, teman-teman tetap bisa menjadi orang yang kekinian tanpa harus menjadi “RAJANYA KONSUMEN”, lah kok bisa? Gimana caranya?
Caranya sangat mudah untuk diikuti dan diterapkan dalam dunia sehari-hari. Kalian bisa memanfaatkan dan menggunakan kecanggihan tekonolgi untuk meng-ekspos hal-hal atau bakat yang kalian miliki, sukai dan digeluti setiap hari.

Misalnya, kalian yang memiliki hobi mengoleksi jilbab dengan berbagai macam model dan warna, kalian bisa membuat artikel atau video mengenai “tutorial hijab “ dan diunggah ke dalam akun media sosial yang kalian punya, dapat berupa blog, facebook, twitter, youtube dan sebagainya.

Contoh lain misalnya kalian senang berpetualang ke temapt-tempat wisata, kalian bisa membuat tips berpetualang yang tidak merepotkan dan kalian bisa membuat artikel yang mendeskripsikan mengenai tempat-tempat wisata yang kemudian dikirim atau dipost ke dalam akun blog masing-masing dan  nantinya dapat menjadi referensi bagi kawan-kawan yang membaca artikel yang kalian buat. Semakin banyaknya artikel yang kalian buat, yang dapat menarik minat khalayak, dan semakin banyaknya viewers, kalian akan mendapatkan bayaran dari apa yang kalian tulis, sehingga kekinian kalian bukanlah menjadi hal yang boros, tetapi menjadi hal yang menguntungkan bagi kalian.


So, tunggu apalagi? Buruan jadi anak kekinian yang kreatif dan produktif! Mari berprinsip STOP MENJADI KONSUMEN! MENJADILAH PRODUSEN!

Oleh :
Gita Indah Safitri
FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Wiralodra Indramayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berbicara

Sejarah Sastra Pada Masa Hindu - Budha

Sejarah Desa Kecamatan Indramayu - Kabupaten Indramayu